Posts

Showing posts from May, 2021

Jakarta pukul 00

Image
aku selalu ingin menghindar dari jakarta seberapapun jaraknya, aku mau jauh dari konotasinya. jakarta adalah lahan pekerjaan, gudang prestasi, juga tempat penjarahan, bahkan pembunuhan. jakarta tempat si miskin bermimpi, dan banyak orang kaya yang berpura-pura menjadi raja. kadang jakarta menjadi tempat yang ramah, tidak lebih ramah dari pada seekor harimau yang menerkam mangsanya. jakarta tidak cocok denganku, mereka terlalu jumawa dibandingkan langit yang maha tinggi. gedung-gedung pencakar langit, lampu-lampu kota, terang benderang menggantikan peran bintang dan bulan. jakarta terlalu kelabu, itu tidak baik untuk paru-parumu, air pun mudah tergenang karena sifat bawaan kita, pelupa. jakarta itu bahaya, kamu harus melihat kiri, kanan, depan, belakang jika masih ingin hidup. coba tarik selimutmu, apakah temanmu telah kamu dapati membawa sebilah pisau? soal cinta kita tidak pernah bersahabat, buaya merajalela, ikan-ikan itu habis dibabat olehnya. di dalam danau itu, singgah...

Esensi Pemusik Cafe

Aku si musisi jalang, hidup dengan jarang memikirkan uang. Materi urusan belakang, urusan bagaimana usahaku merayu Tuhan Lagu-laguku adalah ilalang, subur lirikku, merdu gitarku. Tinggal bagaimana petani menerimaku, menjadikan aku seperti makanan yang siap dikonsumsi oleh penikmatnya. Aku tumbuh bersama luka, cinta, politik, dan narkoba. Bahagia adalah pilihan setelah jatuh cinta, setelahnya pemusik memainkan lagu-lagu melayu saja. Bila patah sayapnya, Instrumen terasa lirih ditelinga. Suara menjadi bait-bait puisi melankolis, yang tidak semapai nadanya untuk di lantunkan. Aku bersedih diantara pengunjung yang ramai saat itu, Nada minor bersemayam dalam jemariku. Bersorak ria, tepuk tangan, sapaan yang hangat, adalah makanan yang melepas kerinduan penyanyi pada cintanya.

Penyihir Kecil

Entah mantra-mantra apa yang telah diperbuatnya Sebab tanganku sekarang pandai melukis wajahnya Aku mulai berani menyapanya walau sebatas dunia maya Si penyihir memang pintar memainkan perannya Mata juga senyumnya yang menenggelamkan aku Seakan-akan dibuatnya aku masuk kedalam mantranya Penyihir tidak pandai membalas cinta Dia hanya mahir menyihir aku yang terlanjur jatuh cinta.

زهراء (cantik)

Zahra, menepilah kemari,  berteduhlah dari kejam dan lukanya dunia. Zahra, singgahlah disini, hatiku menanti waktu bunga berseri seri. Senyummu menari nari, seperti semesta yang tidak bisa dihindari. Aku berdoa untuk berani, menatap mata yang selalu berakhir jatuh hati. Zahra, duduklah disampingku, meski rikuh aku percaya, sabarku seluas buih lautan. Menangislah Zahra, atau tertawa sepuasmu. Bahuku adalah rumahmu, lekas kembali setelah belajar terbang diangkasa. Genggamlah iman dicakrawalamu, cinta akan menuntunmu kedalam sanubariku. Zahra, bagiku kamu adalah matahari, dan aku adalah nadi. Yang tidak pernah sampai untuk menyentuhmu, Zahra.

Mencintai Dalam Diam

Image
Mulutmu membisu Tatapanmu yang berbicara Gesturmu terbaca Terlihat cinta kasmaran disana Dan hatimu riang jadi tidak karuan Wajahmu memerah Tergangggu oleh senyumannya Pikirmu melayang Sosoknya hanya didalam angan Dan kamu adalah sebuah ketidakmungkinan Kamu,  Mencintainya dalam diam Mencintai dalam ke tidak tahu dirian Meski tulisan mewakilkan perasaan Kamu masih akan tetap diam

Sekotak Nasi

Image
Warna-warni jakarta hiasi melankolis hidup yang tidak bisa ditulis dan rupa yang tidak bisa dilukis Muka-muka penuh penderitaan menjadi saksi pilu cerita keadilan sebab apa masih banyak manusia yang kelaparan? Gadis-gadis itu dipinggir jalanan menjual harga diri demi sesuap santapan sesekali mencukupi kebutuhan untuk harapan Orang-orang diperempatan bernyanyi riang untuk recehan yang tetap bersyukur meski hidup penuh kemiskinan Kadang aku menjadi naif menulis penggambaran kota ini sementara aku hanyalah sesuap nasi yang tidak dapat dinikmati dilain hari

Biar Aku & Tuhan Saja Yang Tahu

Image
Tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan dan dirimu yang dilihat sebelah mata Sesekali kamu mencumbu malam agar tahu rasanya kesepian atau merdeka dari rasa kasmaran yang tak berpuan. Tatapanmu selalu berbicara walau bibirmu tertutup rapat-rapat seolah berdiskusi dengan sebagian hati yang terbelah dan berdiri disebelahmu. Dirimu tidak mengerti asa, dan usaha tetapi hati terus meronta-ronta, meminta-minta Biar Aku dan Tuhan saja yang tahu Tentang bagaimana sebuah senyuman menjadi ancaman membuat detak jantungmu tidak beraturan Biar Aku dan Tuhan saja saja yang tahu Mengenai cinta yang tidak bisa dipaksakan sebab itu dirimu tidak menolak sebuah perpisahan.

Puisi Untuk Bapakku

Image
Kau memang yang paling tahu soal aku dan juga kehidupanku sekian lama aku belajar mandiri sejak dini Kau memang yang paling mengerti soal moral dan kebahagiaanku setelah aku tumbuh sebagai remaja dan pandai berkata-kata Kau yang paling bijak dalam membina rumah tangga yang harmonis nasehatmu bagaikan air memberi kehidupan Aku adalah bayanganmu yang mungkin tidak selalu dibelakangmu belum sehebat dirimu sekuat batinmu Bapak ku memang orang yang keras dalam memanifestasikan rasa sayangnya ia hanya tidak ingin orang yang dicintainya merasa kesulitan dalam hidupnya. Bapak ku hanya ingin anak-anaknya bisa bahagia, bisa menjadi seorang pemimpin seperti kakekku yang berhasil menjadi seorang ayah, seperti itulah bapakku dimataku. Perdebatan seiring pendewasaan memang sering terjadi karena perbedaan pendapat. Apalah aku yang belum bisa membuatmu bahagia, sedang aku adalah mimpi terindahmu. Kata terimakasih dan maaf tidak akan cukup untuk menghapus keringatmu, kurus dan keringnya tub...