Jakarta pukul 00
aku selalu ingin menghindar dari jakarta
seberapapun jaraknya,
aku mau jauh dari konotasinya.
jakarta adalah lahan pekerjaan,
gudang prestasi, juga tempat penjarahan, bahkan pembunuhan.
jakarta tempat si miskin bermimpi,
dan banyak orang kaya yang berpura-pura menjadi raja.
kadang jakarta menjadi tempat yang ramah, tidak lebih ramah dari pada seekor harimau yang menerkam mangsanya.
jakarta tidak cocok denganku, mereka terlalu jumawa dibandingkan langit yang maha tinggi.
gedung-gedung pencakar langit, lampu-lampu kota, terang benderang menggantikan peran bintang dan bulan.
jakarta terlalu kelabu, itu tidak baik untuk paru-parumu, air pun mudah tergenang karena sifat bawaan kita, pelupa.
jakarta itu bahaya, kamu harus melihat kiri, kanan, depan, belakang jika masih ingin hidup.
coba tarik selimutmu, apakah temanmu telah kamu dapati membawa sebilah pisau?
soal cinta kita tidak pernah bersahabat, buaya merajalela, ikan-ikan itu habis dibabat olehnya.
di dalam danau itu, singgahlah buaya bersama tulang belulang ikan, aku hanya menunggu sisa dari cinta itu.
jakarta menyusut karena beban dan dosa kita, saudara kita pandai sekali bermain kata-kata mengatas namakan agama.
mungkin sesekali jakarta harus berani menerima kritik massa, bagaimana bisa menjadi kota maju sedangkan rakyatnya disuruh menjadi buta, dungu, bisu, terbelenggu.
jakarta
oh
jakarta
sampai jumpa jakarta,
semoga bertemu dilain waktu,
di lain pemimpin,
di lain wajah-wajah yang gusar kelaparan.
semoga tidak ada lagi elegi,
tidak adalagi basah, karena wajah ibu yang menangis rumahnya digusur.
Comments
Post a Comment