Posts

Showing posts from June, 2020

Politisasi sebuah keyakinan

Sejak sore hari, disekitar pinggiran kota Jakarta Selatan lebih tepatnya, obrolan kita membahas tentang perilaku-perilaku sosial selama covid-19 termasuk organisasi ini. Mereka menolak bahwa sosialisasi sebatas berbagi, Aku setuju. Mereka berpendapat tentang organisasi-organisasi yang selalu menggantungkan harapan relawan pada rasa berbagi, tapi lebih dari itu mereka menginginkan aspek-aspek yang dapat mensejahterakan masyarakat dan masa depan sebagiannya, mungkin dengan acara-acara amal, kerjasama dengan pemerintah setempat. Kita memecah sebagian relawan, mengumpulkan kekuatan seperti akar yang menopong sebuah pohon yang baru mulai tumbuh diatas gunung. Aku rasa akan berhasil jika pengaruh organisasi itu sudah sebesar ini. Lagi-lagi aku setuju dengan pendapat ini, pemikiran mereka begitu visioner 10 langkah lebih maju kedepan dari pada aku, dan aku merasa malu melayu. "Aku bersamamu orang-orang malang"  Begitu kutipan dari salah satu aktivis Revolusioner'60an. Soe Hok Gi...

Oknum-oknum penegak hukum.

June 23, 2020. Hari ini ayahku bercerita tentang bagaimana seorang oknum hukum yang melakukan tindak korup. Kuping ku panas mendengar ini, aku yang hari itu sedang berkantup ngantuk tiba-tiba kembali segar setelah mendengar tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh oknum hukum tersebut. Padahal beliau (ayahku) yang menyelamatkan, tetapi etikad baik tersebut di mainkan oleh oknum oknum keparat tersebut. Pantas, sebagian dari masyarakat membenci oknum-oknum hukum seperti itu, dulu ketika aku sedang berada di Puncak Pass lebih tepatnya pertigaan (kanan ke cipanas), aku pernah ditilang dan ditembak dengan harga Dua ratus lima puluh ribu rupiah, "gila" pikirku, tidak habis pikir dalam benakku, mereka menyudutkan kami. Aku benci hal ini, dalam hatiku ingin berteriak, " Biarlah ambil saja surat berharga itu, setidaknya biarkan motor ini turun kembali ke Jakarta, urusan bilamana ditilang kembali, itu akan menjadi urusan kami nanti ". Memang salah tindakan yang saat itu aku...

Mati. karya: @azhar.hdnra

Sungguh sudah aku coba, bunuh diri menenggak begitu banyak arak dalam cawan - cawan angan, sudah pula aku melompat dari terjalnya jurang yang di bawahnya mengalir deras sungai kenyataan. Bahkan acap kali Tuhan membantuku membuatku terjaga dalam hujaman peluru waktu, tak berdaya aku tergeletak bersimbah resah dalam dekapan malam. Malangnya para algojo itu hanya diam menatap lirih dari kejauhan serpihan cermin yang berserakan. Sedangkan aku sekarat, berjalan limbung sambil berusaha mengais sisa - sisa diriku yang berceceran.

Cinta Seorang Sosialis

Aku tidak mengerti mengapa Tuhan menciptakan aku begitu pesimis diantara orang orang yang gemar bercinta.  Juga menciptakan aku yang begitu melancholic diantara orang orang yang beriang gembira meminum khamer . Siapa yang menyangka bahwa seseorang mengalami gejala introvert dalam dirinya. Aku begitu tidak percaya diri ditengah tengah keramaian, dan sebaliknya aku begitu riang diantara tengah malam dan hujan. Kau begitu ingin berada dikeramaian, sedang aku tidak (jika aku disana mungkin karena aku terpaksa). Aku bersosial karena kebutuhan hidup sebagai manusia (paksaan) tidak lepas dari itu aku tidak bisa ketika aku mati nanti aku berjalan ataupun merangkak kedalam liang lahat. Dan selepas itu semua, kita membawa tanggungan hidup kita masing-masing, mempertanggung jawabkan itu masing-masing, lekas apa yang membuatku tetap bersikokoh bersosial? Menurutku ada 2 hal kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah karena ketidakadilan yang akhirnya membuat kita terpaksa membuka mulut mul...

Masa Lalu

Masa lalu, adalah sebuah hal yang kita lampaui sudah berlalu, biasanya sudah terlewati jauh. Setelah lamanya tidak terbuka, bila kita melihat, seakan akan kembali menyaksikan peristiwa peristiwa penting didalamnya. Ada satu hal yang membuatku lega dan sesak didada. Aku lega kau kembali tersenyum kembali melihat tingkah-tingkah konyol mu dahulu. Atau aku yang seketika itu juga merasa sesak, saat kau kembali mengingat kenangan yang menyakitkan. Disana aku meyakinkan diriku sendiri, dipojok ruangan benakku berkata, "Aku bahagia, saat seseorang sedang mengenal masa lalunya sendiri. Wajahnya berseri seri, siapapun tidak akan ada yang mengerti, isi kenangan itu. Aku pun bukan orang itu." Jelas tanpa babibu aku akan menganggapmu bahagia saat itu juga, karena aku tidak ingin memperluas ruang sedihmu yang berlalu. Aku tidak akan menuangkan warna hitam di harimu, tidak akan pernah meneteskan darah didepan matamu, Aku begitu pintar menyembunyikan itu sendiri. Begitu pula dirimu sendiri ...

Romantisme Takdir

Suatu saat akan ada masa aku menghilang dari sebuah peradaban sayang. Sayang, aku hanya ingin mencari kabar tentang burung burung yang terbang diangkasa, Sesekali duduk ditepian pantai menanyakan kabar buih yang enggan berlabuh ke pantai Nya . Suatu waktu akan ada masa dimana tiada satupun yang menikmati suaraku di venue,  sayang. Sayang, saat itu aku hanya ingin kau mengerti bahasa tubuhku yang selalu tertuju pada sebuah nilai  moralitas dengan tingkah unconditionally . " Aku tidak pernah memikirkan takdir sayang, Biarlah Takdir yang mencari cari aku, Aku akan membawamu melompati batas batas Takdir, Kita berlari lari dan bercinta mesra didalam Tabir."

Seni dalam Rupa Manusia

Aku ingin terbaring bersama kata-kata itu, luka-luka itu, tiada lagi yang dapat mengerti aku selain seni-seni yang menggambarkan rupa manusia.  Jika aku mati, aku ingin dikenang sebagai Makhluk yang mengabdi, bukan kepada bangsa atau negara, tetapi atas dasar dasar peri kemanusiaan yang mulai hilang diatas permukaan.

Beda (Ras & Agama)

Image
Aku adalah alat yang paling jujur dalam menilai, tak terkecuali di hadapan mertuaku. Semua manusia pun mungkin harus sepertiku, hidup seperti termometer, mengukur penyakit serta berbagai macam masalah yang diderita setiap makhluk, memang terlihat seperti hanya dapat menilai dan menilai, tanpa kamu sadari penilaian itu sangat bermanfaat untuk mental seseorang dalam menghadapi sebuah realita. Lagi lagi aku berbicara sok politis, berdiskusi dengan pemikiran serta narasi yang cocok untuk dibangun dalam rangkaian kata ini. Apakah ada hal yang lebih kejam selain sebagian minoritas manusia yang tidak mendapatkan hak untuk hidup? hak untuk bersosial? begitu pertanyaan ku lempar jauh jauh kedalam ruang diskusi disebrang batasan-batasan jangkauan pemikiran. Pertanyaan itu berbagi ruang dengan cinta dan kritik  terhadap kebungkaman mulut mulut kita dalam setiap diskusi umum maupun kuliah umum.  Aku melihat setiap tahunnya, bulannya, harinya, manusia begitu pandai menghakimi s...

Mimpi buruk

Image
Aku bermimpi. Bertemu dengan gadis yang ku Amini sepanjang doa. Ia tersenyum kepadaku, juga tangannya memeluk orang yang aku kenal. Aku cemburu, dan berusaha menegaskan bahwa itu bukan gadis ku. Mereka berboncengan diatas motor gede, dan gadis itu sepertinya bahagia. Aku benci sosok figure pria itu, karena aku benar-benar mengenalnya. Semua yang ia ( pria brengsek ) berikan hanyalah palsu, palsu. Dalam kekayaan yang berlinang, juga tampang yang tidak lebih tampan dariku, sosok itu berhasil mengelabuhimu. Aku tidak yakin bahwa gadis itu adalah gadis yang memeluk ku mesra di setiap kali pertemuan, menggenggam erat jemari ku dalam setiap perjamuan dan menyatakan bahwa aku lah masa depannya. Tetapi bagaimanapun aku menyangkalnya, bunga mimpi itu memang tentang gadis ku. Prakara bermimpi, pagi ini aku jadi begitu insecure dan juga melancholic . Aku kembali menjadi manusia yang merasa hidupnya sangat tidak adil. " Aku yang sangat mencintaimu, juga begitu  takut kehilanganmu...

Ibu

Ibu, adalah satu kata jutaan bahasa menerjemahkanya hanya dalam kasih sayang tiada yang lebih tabah dari sosok Ibu yang menunggu anaknya pulang. dari bermain ataupun perantauan. Ibu,  perempuan terhebat di seluruh penjuru dunia, sabdanya adalah doa, doa yang akan selalu melekat dalam hidup kita,  sejak pertama kali aku menangis untuk bernafas, sampai saat aku terbaring didalam tanah merah yang gersang. Ibu, tidak terputus cintanya, bahkan tak lekang oleh waktu surganya, kaki nya adalah bagian dari ke mashyuran kasihnya merupakan bagian dari perjalanan menjadi seorang manusia. Kelak aku ingin kembali terlelap diusapan rambutku, dengan jemari lembutmu, sesekali dongeng kisah masa lampaumu yang lucu lucu. Walaupun kau telah menua, semua rasanya akan tetap sama, tidak akan ada yang berbeda meski usiamu bertambah, ragamu menua, aku pun akan tetap sama. "Kasih seorang anak kepada ibunya, dapat terputus walau hanya sejengkal, kasih Ibu kepada anaknya, tidak akan pernah sirna termakan...

Bunga dan Tembok (2)

Image
Bermekarlah bunga bunga, disisi tembok yang usang bangunannya terbentuk dari segala macam pertimbangan kuatnya, namun kelak runtuh oleh suara yang membara karena meminta hak nya. Bermekarlah bunga bunga, disesaknya belantara kota Jakarta, diksi diksi yang menjadi narasi begitu indahnya, melebur menjadi sebuah tuntutan yang dikecamnya penguasa. Bermekarlah bunga-bunga, bersama kebenaran yang berlipat ganda! melompati tembok-tembok yang menghimpit suara nyanyian kita, disanalah teman-teman ku berada! untuk memenangkan perjuangan yang tiada habisnya! Bermekarlah bunga-bunga, hari ini, terbaring demokrasi diantara kita, esok, kita tertawa melihat penguasa memasang wajah iba, karena kita tumbuh bersama ditubuhnya menjadi bunga bunga indah, yang tak dikehendakinya! Menggulingkan Rezim Korup Kampus Tercinta, Oktober, 2019. ( Di adopsi dari penggalan puisi, Widji Thukul, Bunga dan Tembok )

Bara, Abu, dan Air

Image
Pikiran kita sama sama dalam keegoisan, Dalam pikiran mu ada kayu-kayu usang di rumah yang membara terbakar waktu. Dalam pikiran ku, aku membakar sesal diantara serat tembakau yang membara. Mereka sama-sama membara dan sama-sama akan menjadi abu. Abu itu akan selalu menyisakan luka hitam yang melekat diantara kita, Oleh karena itu, mulai detik tulisan ini ku rangkai, aku akan menjadi air untukmu,  Biarlah luka itu tetap ada, dan aku akan menjadi sosok yang selalu menghapus hitam mu nanti. Terkadang, sosok itu yang dapat memadamkan luka luka diantara kita dihari esok, diantara hari yang berbunga bunga halamannya.

Puisi Pagi

Image
Gema burung-burung gereja yang bersahut- sahutan dilangit biru, terbang kesana kemari diantara sunyi laju kendaraan. Aku berada diantaranya, lalu ku panjatkan doa-doa, untuk sabda yang baik baik di hari itu. Pagi itu, juga embun itu yang jatuh sekian kali ke permukaan bumi. membasahi ilalang, memberi harapan kepada mereka yang sayu melayu. Aku terkesima melihat proses alam menyembuhkan luka, dari manusia yang selalu menyelaraskan bahasa tapi berbanding terbalik dengan realita.

Senyumanmu Bunga..

Image
Malam ini aku menulis tidak bebas terganggu senyum mu benakku bertanya akan kah senyum itu berakhir? atau berbuah pada masa yang tidak tergantikan indahnya Ku bakar rokok batang demi batang demi menjelma ilham menuliskan cinta seperti pujangga katakan. tetapi senyum itu kesekian kali mengganggu, sama hal dengan tatapanmu yang bermuara pada ketidak adilan. aku mencintaimu, dan aku takut kehilanganmu. Bila engkau adalah bunga yang ku maksud, izinkan aku memetikmu, untuk ku rawat dikebunku, karena akulah petani itu, yang mengagumi segala bagian tubuhmu, terutama senyum mu itu. Karena senyum mu adalah keabadian seorang wanita, itu tidak akan pernah mati, akan selalu melekat dan memikat hati seorang petani seperti aku, yang sedang kesusahan menanam padi disela sela kesuraman wajah dunia.

Jatuh cinta.

Image
Kamu adalah dinding ketidakwarasanku berdercak kagum memandangmu dari dekat jantung berdegub kencang memelukmu dalam ritme hitungan detik.aku menjadi bingung, lunglai seperti kapal yang entah kemana harus berlabuh.. pelukan itu masih terasa hangatnya sampai sekarang, entah.. disatu sisi senang, disisi besar lainnya merasa bersalah. hanya bisa berharap satu bintang ini dapat kembali terang benderang seperti pekerjaan mulianya, sang psikolog, secara tidak langsung mendalami jiwa jiwa manusia, dengan tangannya itu menenangkanku, sakit yang ia rasakan, menggelisahkanku untuk sekian malam. tulisan ku adalah caraku untuk bercumbu dengan cintaku. terkesan gila, tapi aku memang mencintaimu lebih dari gunung yang menantangku digaris terdepan. aku mencintaimu.

Semesta

Image
Langit yang biru Awan yang kelabu Dan  nafas mu yang masih ku buru .

Happiness Flower

Bunga indah yang layu, juga sayu kemayu dipinggiran ibu kota. terhimpit terhempas oleh buminya sendiri. ia tidak gagal bermekar, melainkan bertahan. indahnya tetap merona walau tulangnya telah tiada. tak termakan zaman, kenangan, masadepan, dan cinta. - Aku melewati bunga itu berkali kali, selalu cerah warnanya tidak berubah, hanya saja sifatnya memang lunglai. lalu kupetik bunga itu untuk kubawa kepada Tuhan, Tuhan berfirman, meminta aku untuk merawatnya. - "Ia jadikan aku(bunga) manusia(wanita) yang kuat, dibekali akal sehat, setelah berkali kali jiwaku melarat." - Aku terkesima melihatnya dalam wujud manusia, lalu aku mendongengkannya tentang bunga bunga mimpi yang ingin kulalui bersamanya. sesekali ia tersenyum, ia bertanya "ada kebahagiaan?" lantas ku jawab, "Tuhan yang menciptakan samudera dan hutan, sedang aku juga sama sepertimu bernafas dan akan mati." - Lalu Tuhan tersenyum, disuruhNya aku memejamkan mata "dalam dirimu" teriak hatiku ...

Kau, Aku dan Selamanya.

Image
Aku berlari dengan buih buih air laut yang berserakan dipinggir pantai sesekali kaki ku dihantam ombak ombak kecil, mereka berusaha menghapus jejak jejak telapak kakiku Tetapi aku terus berlari mengejarmu  Angin sepoi sepoi, dan burung camar bertebaran diangkasa tanda laut tak pernah jenuh memberi kepuasan. Keluasannya sejenak terlihat seperti hamparan ruang kosong, tapi bersamamu aku jatuh diruang hampa itu. hanya ada aku dan kamu disana. Begitu juga diantara kita, Aku dan puisi puisi analogi alamnya Kamu dengan jiwa penyayangnya. Dalam hidup kita bagaikan karang yang bersemi dipinggir pantai meski terkikis waktu. tetap berdiri lantang meski badai menerjang. "Menemukanmu adalah hal tersuci disini" pikirku ditengah tengah peredaran bumi. Di dalam samudera kau temukan aku tenggelam bersama kisahmu. berawal terhanyut didalam pandanganmu dan akan ku bawa ke Tuhan tanggung jawab mencintaimu! Semesta menyaksikan kisah kita, angin laut datang ke daratan memberi kabar kepada setiap ...